Senin, 23 Maret 2015

Terima Kasih Kakak

Terima Kasih Kakak
Sumber
Malam ini Jakarta masih dibasahi rintikan hujan manja. Sudah sejak sore Jakarta gerimis. Sambil menikmati dinginnya malam aku duduk di balkon rumah ditemani kripik dan leptop yang selalu setia menemaniku saat hendak aku ingin sendiri. Malam ini waktunya aku membuka media sosial, berharap akan ada kabar dari kakak yang sedang belajar mendalami ilmunya di negeri orang.

Sudah hampir satu bulan kakak ku tinggal di negeri dua benua itu. Turki, negara impian kakak untuk melanjutkan studinya bidang teknik sipil. Kini di rumah rasanya sangat sepi, dulu sewaktu ia masih di Jakarta pada malam hari seperti ini setidaknya aku bisa bermain playstasion bersama. Atau kita sekeluarga bersama ayah dan ibu nonton tv bersama di ruang tengah. Aku ingat sekali hari terakhir kakak sebelum keberangkatan ke Turki, kakak hanya berpesan jadilah adik yang baik, mandiri, dan teruslah semangat belajar mencari ilmu, karena dengan ilmu kau bisa pergi kemana saja.

Saat itu aku sangat senang sekali melihat kakak ku akan pergi ke Turki. Ia pergi bukan untuk berlibur tapi untuk mendalami ilmunya, melanjutkan studi S2nya. Dalam benak aku membayangkan sepulangnya ia dari sana pasti akan menjadi orang hebat dan mampu membahagiakan orangtua kami, serta menjadi orang besar di Tanah Air. Dan benar sekali rasa kagum ku kepada kakak ku kian bertambah. Saat ku lihat album foto terbarunya di media sosial, ia nampak sangat bahagia. Kakak berfoto dengan ekspresi yang senang bersama teman-teman barunya. Bahkan mungkin temannya itu adalah orang dari negara lain juga. Aku tahu untuk mendapatkan nikmat seperti itu perlu perjuangan yang amat besar, tidak jarang aku melihat paginya kakak ku dulu tertidur di atas meja belajarnya. Ia tertidur saat semalaman mengerjakan tugas kuliahnya. Tapi sepertinya rasa lelah kakak sudah terbayar sejak ia diterima belajar di Turki.

Sempat aku merasa iri kepada kakak. Ingin rasanya aku juga ingin bisa pergi ke luar negeri. Menikmati suasa baru dan mendapatkan teman-teman baru yang tidak hanya lintas daerah tapi teman lintas negara. Aku sangat bersyukur memiliki kakak seperti dia. Ia adalah salah satu idolaku yang akan terus menginspirasi ku untuk terus berusaha belajar. Dengan semangat itu kelak aku akan seperti kakak bisa pergi keluar negeri untuk bisa studi di sana. Dan aku juga tidak akan habis untuk bermimpi dan beusaha menciptakan mimpi itu dengan langkah nyata, walaupun aku tahu ini tidak mudah. Tapi yang aku percayai adalah sebuah kata mujarab...
"siapa yang bersungguh-sungguh pasti ada jalan"
Aku sungguh tidak tahu kelak akan seperti apa hidupku ini, karena Tuhan pasti sudah merencanakan semuanya. Walaupun demikian aku juga harus tetap berusaha. Jatuh bangun pasti nanti akan aku alami, sama seperti kakak ku. Tapi bukankah banyak jalan menuju Roma. Aku harus siap, kuatkan tekat ini, dan diimbangin dengan tindakan nyata. Kakak, kelak aku pasti akan mengukuti jejak suksesmu, untuk bisa mencicipi behalan negara lainnya di dunia ini. Terimakasih kakak ku, berkat kau aku harus bisa menggantungkan cita-cita setinggi mungkin, walaupun nanti sedikit meleset tercapai, tapi setidaknya mimpi ini masih berada di tempat yang tinggi. []

7 komentar:

  1. Hebat ya kakak kamu.. Bisa S2 di Turki.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahhaha... gag punya kakak itu cuma cerpen aj... :)

      Hapus
    2. Ahahah.. Aku pikir beneran :D

      Hapus
  2. kata-kata " siapa yang bersungguh-sungguh pasti ada jalan " itu bisa jadi kenyataan jika dibarengi dengan usaha dan do'a

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya.. selain usaha dan doa, ada satu resep lagi. Sabar.

      Hapus
  3. Gue kira ini beneran. Fiksi ini jadinya? Huwahaha, keren kayak asli. :)

    YA. Meskipun udah gagal beberapa kali, pasti kalo sungguh-sungguh nanti ada jalan. Semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheheh.. terima kasih ini masih bljr..
      "untung gag ada yg komen kakanya masuk ISIS gag" wkwkwkw

      Hapus