Teruntuk Nona.
Hai, Nona. Apa kabarmu? Semoga kamu sehat dan baik-baik selalu di sana. Maafkan aku yang sudah lama tidak memberi kabar kepadamu. Terakhir kali aku mengirim surat untukmu akhir bulan lalu. Dan sekarang sudah akhir bulan lagi. Sudah genap satu bulan aku tidak menyuratimu. Kamu tidak marah, kan? Semoga tidak.
Nona, kamu tahu, lebaran tahun ini aku pulang. Pulang ke kampung halaman. Melepas rindu bertemu dengan orangtuaku. Ada yang berubah di sana. Lahan tanah yang digunakan kerbau untuk membajak serta bangunan reyot milik pak petani, kini menghilang. Tempat itu sudah berganti dengan bangunan yang lebih kokoh.
Selain itu, di rumah orangtuaku juga ada yang berubah. Sekarang sudah ada wajan besar yang menantap kokoh di belakang rumah. Benda itu adalah pembelian kolektif dari orangtuaku bersama tetangga-tetangganya. Aku cukup senang dengan hadirnya wajan besar yang ada di belakang rumah. Sekarang aku bisa memanjakan mataku lagi untuk menatap kotak berwana abu di rumah.
Meskipun aku senang dengan benda serupa wajan itu. Tapi, aku pun membecinya, Non. Karena benda itu, aku jadi tidak bisa quality time bersama orangtuaku. Tiga hari aku belibur mengunjungi orangtuaku. Namun, hari-hariku dihabiskan bersama TV di ruang tengah. Mulai dari siang hari sampai menjelang tengah malam.
Seharusnya tiga hari itu aku gunakan untuk membantu orangtuaku yang sibuk dengan pekerjaan desanya. Setelah tiga hari itu, aku kembali ke Jakarta dengan membawa rasa sesal pada diriku sendiri. Sudahlah, itu sudah berlalu.
Begitulah, Non. Itu tadi cerita lebaran bodohku. Semoga kamu tidak melakukan kebodohan juga di lebaran tahun ini, ya.
Oh iya, Non. Tahun ini adikku mendaftarkan diri untuk masuk kuliah. Ia lolos pada jalur SBMPTN. Dan minggu ini ia harus mulai melakukan pemberkasan serta daftar ulang. Aku harus membantu adikku ini, menemani dirinya untuk daftar ulang. Sebab, orangtuaku tidak bisa menemani adikku untuk daftar ulang.
Tapi, disaat yang bersamaan, minggu ini juga aku ada undangan dari teman-temanku untuk jalan-jalan ke Bandung. Aku sempat galau. Mana yang harus aku pilih. Membantu adikku daftar ulang atau ikut jalan-jalan ke Bandung. Tepat sore ini pukul 17:00, rombongan jalan-jalan ke Bandung sudah berangkat. Dan aku tidak jadi ikut. Dalam hati sebenarnya aku ingin sekali pergi jalan bersama teman-teman ke Bandung. Namun, aku memilih untuk membantu adikku menemani dirinya daftar ulang. Andai saja aku bisa seperti Naruto. Aku akan membuat diriku yang satunya lagi. Jadi aku bisa menepati dua janji secara bersamaan. Sepertinya itu terlihat keren, ya.
Mungkin itu saja kabar update-ku minggu ini, Non. Memang tidak ada yang menarik. Tapi, semoga kamu tidak bosan tuk menerima kabar-kabarku di surat berikutnya. Kalau bosan bilang saja, ya.
See you ~
Salam hangat
Seorang Hamba