WIDY, “Karena Nggak Mesum Itu Nggak Aseks”. Itu slogan yang gue ajukan untuk nama grup Line WIDY. Oke, karena khwatir dikecal oleh masyarakat, slogan itu tidak diberlakukan. Dan dirundingkan kembali untuk mencari yang lebih wajar didengar. Sesuai dengan musyawarah dan mufakat slogan yang dipakai adalah, Write, Read and Repeat Again. Setidaknya itu mirip mirip dengan nama grupnya, WIDY, Write Read and Repeat Again.
Sebentar, ini dari tadi gue sebut sebut WIDY terus. Sebenarnya WIDY itu apa, sih? Satu dua hari sebelumnya sahabat dan cemceman gue sudah bahas apa itu WIDY. Iya, WIDY itu adalah nama grup Line yang gue ada di dalamnya. Gue adalah salah satu membernya. Hmm. WIDY itu lebih dari grup, WIDY itu adalah rumah maya gue, WIDY itu adalah keluarga baru gue, WIDY itu adalah anak didik kami, anak yang baru berusia satu bulan.
Tepat tanggal 25 lalu anak kami, WIDY, ulang tahun yang ke satu bulannya. Iya, WIDY lahir pada tanggal 25 November bertepatan pada hari guru. Semuanya bermula dari mensyen-mensyenan di Twitter. Sampai akhirnya di waktu Zuhur lewat beberapa menit, Yoga punya gagasan untuk berpindah ke grup yang lebih privasi. Selang beberapa jam kemudian, Yoga bikin multiple chat di Line, inilah cikal bakal terbentuknya WIDY.
Baca juga : Tentang WIDY dan Cerpen Bersambung
Dengan adanya WIDY, kadang di tengah penat penatnya akan hiruk pikuk kehidupan gue, WIDY selalu menyuguhkan bahan obrolan yang beberapa bisa mencerahkan. Mulai dari obrolan tentang kehidupan, karir, percintaan, dan hobi. Namun, ada juga obrolan yang bersifat hiburan seperti bahas film, musik, buku, tulis menulis, nasi padang dan cerita keseharian. Selain obrolan dan berceloteh ria, kadang WIDY juga memberikan sebuah permainan kata. Permainan kata yang pertama dimainkan adalah sambung kata untuk kemudian dilajutkan menjadi kata baru. Saat itu yang lagi nongkrong di WIDY ada Wulan, Icha dan gue, Darma. Yoga waktu itu lagi ada kerjaan jadi belum bisa ikutan main. Tapi, bukannya melanjutkan main malah bahas yang kalah dikasih hukuman apa.
Di minggu minggu berikutnya, Yoga mulai ajak main sambung kata dengan level yang lebih. Yoga ajak main sambung kalimat, cuma kalimatnya harus terdiri dari tiga kata lalu dua huruf terakhir dari kalimat tersebut harus disambung dan dibuat kalimat baru dengan tiga kata. Saat itu kami bermain dari pukul 10 malam sampai tengah malam jam 12. Di waktu tangah malam itu gue mulai pamit mengundurkan diri dari game itu karena gue harus melanjutkan bermalam dengan skripsi tercinta. Dan sesuai kesepakatan yang kalah harus foto jelek. Dan ini foto kekalahan gue.
Baca juga : Sambung Menyambung Menjadi Cerpen, Itulah WIDY
Sebenarnya di tengah permainan itu kami sudah ada permainan sambung cerpen. Kami harus melanjutkan narasi cerita yang sudah diberikan oleh orang sebelumnya. Bagian yang seru dari sambung cerpen ini adalah kadang alur yang sudah direncanakan ternyata bisa tersampaikan oleh orang yang berikutnya jalan. Tidak hanya itu, keseruan lainnya kami tidak akan tahu ending dari cerpen yang kami buat ini. Cerpen yang sudah dibuat WIDY setidaknya sudah cukup panjang, sudah ada beberapa paragraf. Untuk saat ini kami masih melanjutkan cerpennya. Besar harapan gue cerpen ini bisa menjadi novel yang cihuy. Doakan saja, ya. Hmm, oke ini kenapa bahas cerpen yang nanti akan rilis Januari.
Baca juga : WIDY dan Cerita Bersambung
Sebelumnya, gue mau kenalin dulu siapa saja yang ada di balik WIDY ini. Iya, walaupun kalian sudah pada kenal tidak ada salahnya dong, gue memperkenalkan ulang. WIDY, Wulan Icha Darma Yoga, mereka ini adalah anak-anak manusia yang tertarik dengan dunia tulis menulis. Alasan kami suka dunia tulis menulis karena kami hanya bisa curhat dalam bentuk tulisan. Curhatan curhatan kami dieskpresikan dalam tulisan dan di pos dalam blog masing-masing. Selain untuk curhat kami juga menulis untuk menghilangkan rasa kesendirian kami dan menulis juga untuk berkarya. Kami berempat bertemu di dunia maya, semua berkat blog.
Mungkin segini yang bisa gue ceritakan. Dan yang penasaran sama cerpennya pantangin terus, ya, blog kami.
Mungkin segini yang bisa gue ceritakan. Dan yang penasaran sama cerpennya pantangin terus, ya, blog kami.