Rabu, 11 November 2015

Viola

Ceroboh. Sedini mungkin, gue berusaha supaya tidak punya sifat ceroboh. Tapi, namanya juga manusia yang tak luput dari dosa. Pasti selalu saja ada hal-hal remeh yang membuat gue terlihat seperti orang bodoh. Apalagi di mata kamu, aku selalu terlihat bodoh dan salah.

Kadang cerobohnya gue datang karena menyepelekan hal-hal kecil. Bisa juga karena gue lupa dan tidak menaruh barang gue pada tempatnya. Seperti, gue memasukan barang gue ke barang wanita yang gue ajak tidur semalam. Alhasil, dia hamil dan gue harus tanggung jawab. Tidak, itu bohong.

Waktu Zaman-zamannya SMP, gue sering banget kehilangan topi dan dasi. Salah gue sendiri, sih. Tiap selesai upacara topinya gue taruh di laci meja. Dasinya juga, waktu istirahat tiba, gue suka lepas dasi dan di taruh di tempat yang sama. Memang itu meja tempat biasa gue dudukin di kelas. Tapi, gue suka lupa bawa pulang barang-barang yang di tinggal di dalam laci. Tidak hanya topi dan dasi, kadang juga gue menaruh alat tulis dan buku paket atau buku tulis di dalam laci. Pulang sekolah tas kosong, serasa hidup tanpa beban. Dan besoknya gue nggak pakai dari ke sekolah dengan wajah pada biru-biru karena diomelin Bonyok. Pas upacara tiba, gue kelabakan cari-cari dasi dan topi di setiap laci meja murid dan guru. Kadang juga sampai cari-cari di lemari kelas sampai ke meja dan lemari kelas lain.

Dan gue selalu beruntung dapat topi, dasi hasil razia ilegal tiap upacara tiba. Hal ceroboh lainnya juga baru-baru ini terjadi sama gue. Gue kehilangan dia. Barang gue hilang *duh kenapa setiap gue nulis barang selalu mengarah ke sana, ya. IYKWIM. Hmm. Biar nggak ambigu gue sebut saja nama barangnya, Tas kabel gue hilang, Tas kabel? Iya tas kabel, nggak tahu ini mana aslinya apa. Pokoknya ini adalah tas kecil gue, kaya dompet, isinya penuh dengan kebel-kabel. Mulai dari kabel charger Hp, Netbook, Earphone, ada juga selain kabel seperti, kamera poket, gunting, pembersih Netbook, gunting kuku, dan beberapa flashdisk. Warna tasnya hitam, dan ada pin di ujung ekornya, serta ada dua kantong kecil di bagian depannya. Sebenarnya gue rada binggung, ini mirip dompet kenapa gue sebut tas, ya? *Penguatan, ini bukan tas atau dompet buat tempat alat-alat make up, ya, Guys.

Peristiwa hilangnya tas kebel gue kurang lebih seperti ini kronologisnya. Sore hari mendung yang mendukung gue sedang dirundung galau, karena menunggu kabar dia yang tak kunjung . *oke ini labay. Tapi, sore itu, gue lagi nggak tahu mau ngapain. Males melakukan kegiatan, Mungkin hari itu gue sedang lelah, Akhirnya gue cuma duduk sambil memakai earphone mendengarkan radio sambil ditemanai Netbook yang tertutup dan tas kebel di atas meja belajar. Beberapa menit berlalu, panggilan buat petugas dapur tiba. Akhirnya gue pergi ke lantai empat untuk siap siap menyiapkan makan sore. Sambil menghela nafas, gue mengakhiri mendengarkan radio dan membereskan earphone berserta Hp, lalu di masukkan ke dalam saku celana.

Singkat cerita setelah siap dari tugas piket dapur, dan sudah siap mandi juga, gue masuk ke kelas. Kira-kira itu pukul 20:00, gue masih santai belum kaya nggak ngerasa ada yang hilang gitu. Masih belajar buat persiapan ujian. Dan tiba-tiba menjelang salat Isya, gue baru ingat “Di mana tas kebel gue, perasaan tadi ada di meja,” pikir gue saat itu yang mulai nggak fokus. Sebenarnya sering banget tas kabel gue ini hilang. 

Di kelas pikiran gue mulai nggak fokus, terbagi-bagi. Mulai mengingat-ingat terakhir gue taruh tas kabel itu. Dengan yakin, gue memastikan bahwa tas kabel itu belum gue masukin ke dalam tas. Cek tas gendong gue, adanya cuma Netbook dan tas kebelnya nggak ketemu. Sesekali gue gercep cari tas kebel saat Abi -panggilan guru yang ngajar gue di asrama- sedang keluar kelas. Gue geledah semua sudut ruang kelas, tas-tas teman, dan lemari-lemari buku mereka. Dan hasilnya nihil.

Sampai akhirnya salat Isya tiba, dan gue masih belum bisa konsen, nggak fokus gegara tas kabel gue hilang. Selesai salat Isya, gue geladah sana sini lagi. Razia tas, lemari, dan sudut sudut ruangan. Siapa tahu ada yang memindahkan atau membereskannya, cuma salah masukin ke tas, pikir gue. Namun, hasilnya masih nihil. Sudah tanya-tanya yang lain, mereka juga pada nggak tahu. Gue mulai pasrah. Dengkul gue mulai lemas, kaki bergetar serasa nggak kuku menopang berat bedan yang nggak seberapa beratnya. Mulai sedikit terbuka akan rasa kehilangan. Sedih, galau kerena nggak ada teman curhat. *lah baper.

Saat gue mulai pasrah masuk ke derajat ikhlas *apa ini, dan gue mencoba bersikap normal, seolah tidak terjadi apa-apa. Mengikhlaskan yang hilang itu seperti mencoba melupakan kenangan masa lalu, yang kalau diingat malah bikin sakit. Gue memulai kembali beraktifitas malam seperti biasa, mengeluarkan buku, dan Netbook dari dalam tas gendong tuk lanjut mengerjakan tugas. Namun, tiba-tiba “viola”, tas kabel gue ternyata ada di dalam tas gendong. Perasaan tadi sudah gue cek berkali-kali nggak positif. Nah, ini tiba-tiba porsitif. Positif ada di dalam tas gendong. Ajaib.

Peristiwa hilangnya barang gue memang sering terjadi karena gue yang ceroboh dan pelupa. Ceroboh karena tidak menaruh barang pada tempatnya setelah selesai digunakan. Dan pelupa karena mungkin faktor usia. :( Pernah juga gue lupa sama dompet. Gue cari sana sini, eh, ternyata dompetnya gue pegang digenggaman tangan kiri. Tangan kiri gue saat itu lagi pegang dompet dan hp secara bersamaan. Dan gue sadarnya kalau tangan kiri gue itu lagi pegang hp doang. Gue kelimpungan cari dompet di saku celana depan, belakang, atas, bawah dan tetap aja nggak ada. :(

Hmm. Sudah, ah. Cerita gue yang lupa akan dompetnya nanti saja. Sampai ketemu lagi. See you ~