Hari ini katanya palentin. Mau kasih cokelat, si dia malah mintanya akad. Kan repot. Oke ini nyontek dari ig-nya Wulan, gue bingung kalimat pembukanya. Intinya hari ini, gue mau bahas tentang jajanan alternatif yang kadang jadi nomer satu setelah wartengnya Ibu Suci. Sebelumnya, gue mau ucapkan terima kasih kepada teman-teman blogger, khususnya teman-teman di grup WIDY. Karena kalian sudah memancing gue untuk menulis lagi. Gue mengamati, -bohong amat, jarang bw juga lu, Dar- keseruan menulis di blog tidak ada hentinya. Malah makin ramai. Mungkin sebenarnya passion gue bukan di dunia tulis-menulis. Namun setidaknya, gue mau belajar menulis seperti kalian. Menulis itu seru, tidak akan membuat suaramu padam dibawa angin dan akan abadi sampai jauh di kemudian hari.
Kembali lagi ke topik awal, jajanan alternatif gue kalau istirahat di kampus selain beli makan di warteg Ibu Suci, opsi lain adalah beli makanan yang satu ini. Menurut gue, ini jajanan sehat dan rendah lemak. Kalian tebak, ya. Kompisisi dari jajanan alternatif gue ini dalam satu piringnya terdiri dari ketupat, tahu, bihun, toge, dan kadang suka ada timun lalu mereka semua dicampur jadi satu dengan bumbu saus kacang. Terkahir tambahkan kecap, taburan bawang merah goreng dan kerupuk. Iya makanan ini mananya ketoprak.
Setelah kemarin gue googling, gue baru tau kalau ketoprak ini berasal dari derah Jawa Tengah. Dan pemberian nama pada makanan ini berasal dari seorang pemuda yang ingin membuat menu makanan baru, Dia mencoba mencampurkan ketupat, timun, toge, bihun, dan tahu ke dalam bumbu saus kacang. Setelah makan itu siap saji, pemuda tadi belum punya pada makanan tersebut. Akhirnya ketika piring makanan itu jatuh dan mengeluarkan bunyi ketuprak, pemuda itu memberikan nama ketoprak pada makanan buatanya.
Ada yang khas dari pedagang ketoprak, yaitu dari penjual dan gerobaknya. Penjual dari ketoprak biasanya adalah seorang bapak-bapak, yang gue tahu cowo nggak bisa ngulek. Tapi, beda dengan penjual ketoprak. Bapak-bapak penjual ketoprak ini bisa ngulek bumbu kacang. Karena penyajian saus kacangnya harus diulek dulu. Jadi, untuk makan ketoprak ini harus menunggu waktu sedikit.
Ciri khas yang kedua adalah dari gerobaknya. Gue kalau lihat gerobak penjual ketoprak itu seperti sebuah kapal. Dan di tengah-tengahnya ada sebuah kotak kecil yang digunakan untuk tempat menaruh bumbu kacang, cabe, dan bawang. Penutup kotak kecil itu pakai lap dapur atau kain. Jadi, karena kesannya yang terlihat magis, waktu kecil dulu, gue kira di dalam kotak kecil itu ada kurcaci yang menjaga gerobak kapal sebagai penglaris dagangan ketopraknya. Dan penjualnya menyembunyikan kurcaci itu dibalik tirai kotak kecil yang seperti rumah.
Lalu di bagian depan gerobak ada wajan tempat menaruh tahu. Kadang kalau tahunya habis, kang ketoprak harus menggorengnya tahunya dulu. Selain bentuknya yang mirip kapal, warna pada gerobaknya juga mempunyanyi warna yang khas. Setiap penjual ketoprak kebanyakan warna gerobaknya itu menggunakan warna merah dan biru atau merah dan hijau. Mungkin maksudnya memberi warna merah karena gerobaknya berani tampil beda.
Nah, kira-kira ada ciri khas apa lagi, nih, dari ketoprak?
Atau kalian punya makanan yang suka jadi pilihan utama di waktu istirahat?
Coba kasih tau gue makanan apa yang jadi kesukaan kalian.