Senin, 15 Juni 2015

Gelang Atau Tasbih?

Al-Insaanu Mahallu al-khatha` wa al-nisyaan (Manusia itu tempatnya salah dan lupa).

Itu adalah kalimat yang gue ingat saat dengar khotbah Jumat beberapa minggu lalu. Sisanya gue tidak ingat, sebab gue ketiduran. Biasalah, soalnya hari Jumat itu, hari gue bobo siang sambil didongengkan oleh bapak ustadz. Parah bangat dah gue. Jangan ditiru, ya. Sebenarnya hari Jumat itu adalah rajanya hari, hari yang penuh berkah. Tapi mau bagaimana lagi? Keseringan saat denger khotbah Jumat gue malah ketiduran, senderan di tiang Masjid.

Sudahlah. Balik lagi ke kalimat awal. Entah itu hadist atau Ayat Al- Qur'an Al-Karim, tapi itu bener banget. 100 persen gue percaya. Sebab dalam bahasa Arab kata 'manusia' berasal dari kata nisyan kalau dalam bentuk jamaknya Al-Insaan artinya pelupa. Hehehe~ pinter ya, gue. Sebenarnya itu gue dapat dari hasil googling dan baca di republika.co.id. Tapi sudahlah, tidak apa, kan? Yang penting bermanfaat.

Manusia itu tempatnya salah dan lupa. Iya, itu bener banget. Apalagi kalau manusianya itu cowo, pasti selalu salah di mata cewe.
“Mas, aku gendutan, ya?
“Gag kok. Kamu keliatan fresh. Lebih berisi.”
“Berisi? Maksudnya?”
Mau jawab jujur takut marah, terus ngambek setahun. Kalau bohong, dia pasti tahu gue bohong. Salah lagi.

Sifat lupa. Ini juga sering banget terjadi sama gue. Capek pulang kuliah langsung tidur, bangun tidur mau cek hp. Hp-nya tidak ada, tahunya ketinggalan di warteg. Sekarang lupa juga sudah menjadi alasan klasik. Alasan yang suka dijadikan pura-pura tidak tahu.
“Dar, lu kapan kelar skripsi? Kapan wisuda?"
“Hah? Itu apa, ya. Lupa gue." Gue jawab sambil lari.

Tapi yang paling kacau itu adalah lupa akan perintah Tuhan. Keasyikan nongkrong di Mall, tahu-tahu sudah jam 6. Lupa Shubuhan. Astagfirullah. Akhirnya untuk mengantisipasi itu gue beli tasbih, jadi tiap gue nongkrong selalu bawa tasbih lengkap dengan pemanis kopiah di kepala gue. Efeknya tiap liat paha di Mall, gue langsung memainkan tasbih. Beristigfar. Tapi tetap saja mata melotot liat paha. Hehehe... Pandangan pertama itu rezeki, bukan?

Nongkrong di Mall bawa-bawa tasbih pake kopiah, gue pikir-pikir, kok nora ya. Bawa tasbih sebesar gaban. Gue harus cari tasbih yang lebih trendy. Akhirnya gue beli gelang tasbih. Tasbih yang di pakai seperti gelang. Kurang tahu juga nama yang benernya, apa?

Gue beli gelang tasbih ini di Gramedia Pejaten, beberapa bulan lalu. Dan harganya lumayan. Lumayan menguras kantong. Kalau kagak salah harganya 11.000 sekian, mendekati 12.000. Gelang tabihnya lumayan besar, kalau menurut gue. Ini karena tangan gue aja kurus. Gelang tasbih kecil gini masih kegedean sama gue.

Gelang tasbih yang di jual Gramed ada dua jenis warna, coklat tua dan coklat muda. Masing-masing warna terbuat dari bahan kayu yang berbeda. Tapi bukan kayu cendana, jadi tidak wangi. Jumlah butir tasbihnya ada 34 biji, 33 biji kecil dan 1 biji besar. Tali yang menyimpul semua biji itu seperti karet, jadi bisa melar, elastis gitu. Desainnya simple, terlihat praktis dan trendy saat digunakan. Karena seperti gelang saat gue pakai, gue berasa tambah ganteng 5 %. Lumayan, meski belum bisa ngangkat.

Sudah, ya! Sebenarnya gue mau review gelang tasbih. Siapa tahu ada yang tertarik? Dan ikutan beli. Dan siapa tahu juga? Karena tulisan review ini, gue bisa dapat job review. Hahaha... #Ngarep.

Oh iya saat gue pakai gelang tasbih ini, gue rada sakit hati, sih. Waktu dikomen sama temen gue, Reyhan tompel.
“Dar, lu pake gelang?”
“Bukan ini tasbih.” Jawab gue kalem.
“Gelang, itu? Kaya alay lu, cowo bergelang.”
“Ini tasbih, biar gue ingat sama Tuhan.” Jawab gue, pelan.
Gue pun langsung tersenyum kecil, dan pergi diiringi backsound azan Shubuh.

Sok suci bgt gue. hahaha...
Terima kasih, ya. Buat kalian yang sudah baca. See you~Nih, ada gambarnya. Maaf ya, gambarnya tidak penting banget.

Gelang Tasbih
Kurus, ya. Tangan gue kelihatan tulang jarinya


Kumpul Blogger Jabodetabek. Gue yang baju hitam tuh pake gelang tasbih.

8 komentar:

  1. maklum namanya juga tangan cowo *eh haha :D
    sholat itu penting :) wajib di kerjakan :)

    BalasHapus
  2. kalo adekku malah aku tanyain "itu kalung ya?" "bukan ini tasbih"...

    itu kalimat awal mungkin dulunya kepotong, mestinya "manusia tempatnya salah dan lupa...kebaikan orang" kalo salahnya mah, diinget mulu. ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hah? kalung. kalo dipake bisa jadi pendeta nanti.

      hahahah.. bisa jadi.

      Hapus
  3. Hahahaha, mahal amat sampe 11 ribu hampir 12 ribu. Mending beli tasbih yang biasa. :))


    Cuma mau ngasih tau, saat kalimat yang diberi penjelasan seperti. "Lu di mana?" tanya gue. Itu jangan kapital, tapi biarkan kecil. Kalo akhirannya titik, nggak perlu penjelasan apa-apa.

    "Gue di rumah," jawab gue.
    Itu kalo pas jawab gue, akkhirannya koma, bukan titik. Semoga bermanfaat. :)

    Caileh, sa aje masang foto yang habis kumpul-kumpul. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... yang biasa sudah punya di rumah.
      wah.. thanks ilmunya. Jangan sungkan ya ajarin gue tulis menulis :)

      Hapus
  4. Ma tadi tulisan lu udah gue kasih tau ke reyhan, dia minta royalti, karena namanya dimasukin k tulisan lu. Eh lg kabur kmna lu skrg?

    BalasHapus