Sumber : akinini.com |
Prestasi yang membuat saya kagum adalah prestasinya dalam bidang
mewarnai. Iya mewarnai, mungkin bagi kita kegiatan atau lomba mewarnai
adalah hal yang sangat mudah. Tapi memerlukan ketelitian dan kedetailan
dalam mewarnai agar warna yang kita goreskan tidak keluar dari garis
pada sebuah gambar. Selain kedetailan dalam mewarnai, kemampuan dalam
penyelarasan warna satu dengan yang lainnya pun patut diperhatikan.
Hmm... lalu hal apa sih yang dilakukan mawar, sehigga gw mendapatkan
pelajaran dari prestasi mewarnainya sodara gw. Dari hasil prestasi
mewarnai mawar itu, gw menilai bahwa umumnya hasil suatu pekerjaan itu
selalu berbanding lurus dengan usaha yang kita lakukan. Dan juga hasil
akhir tidak selalu sebagai tolak ukur dalam menilai, tapi kita juga
harus mampu menilai proses usaha suatu kinerja. Baiklah kita flashback
ke kisah mawar dulu sebentar...
sumber : google.com |
Dan singkat ceritanya lagi satu persatu temen-temen mawar sudah menyelesaikan kegiatan mewarnainya, hanya tersisa mawar dalam ruang kelasnya. Gw lihat dari arah jendela, mawar sangat lambat sekali dalam menyelesaikan kegiatan mewarnainya. Gw dan orang tua doi gregetan melihatnya dan ingin sekali membantunya, namun kata guru kelasnya “Yah benilah bu anak-anak kalau sudah fokus dalam kegiatan mewarnai, biarkan saja bu mungkin ini bidang dia di dunia seni. Siapa tahu hasilnya terbaik”. Akhirnya satu minggu kemudian pengumuman pemenang lomba di umumkan. Dan ternyata mawar mendapatkan juara harapan terbaik dengan hasil terbaaik. Ya meskipun bukan juara 1, tapi ternyata ketika diperlihatkan hasil mewarnainya terlihat sangat bagus, detail dan penuh ketelitian. Mungkin karena waktu pengerjaannya yg lambat, sehingga doi jadi tidak dapat posisi juara 1. Dan mungkin juga mawar ini penganut mazhab alon-alon, waton, klakon.
Mungkin sebagian kita beranggapan bahwa “alon-alon, waton, klakon” itu
tidak bekerja dengan serius, lelet, yang penting sudah melaksanakan.
Padahal tidak seperti itu maknanya. Makna yang sesungguhnya adalah
bekerja dengan teliti, hati-hati, tidak terburu-buru, berdasarkan aturan
atau pedoman, akhirnya akan terlaksana dan berhasil dengan baik. Begitu
juga dengan mawar yg sangat alon-alon. Selain itu yg jadi poin plus
lainnya adalah persiapan dirinya dalam perlombaan mewarnai. Orang tuanya
membimbingnya untuk mempersiapkan diri dalam perlombaan.
Pesan yg gw dapet adalah untuk mendapatkan hasil terbaik kita harus
imbangi dengan usaha kita, persiapkan diri untuk mendapatkan hasil
terbaik, mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang siap dalam dunia
yang kompetitif ini. Tidak ada sesuatu yang instan tanpa adanya usaha.
Bahkan untuk membuat mie instan pun kita harus berusaha untuk merebus
mienya dan segala macem lainnya. Selain itu ada lagi bumbu lainnya yaitu
doa, dan sabar. Usaha, doa, dan sabar adalah serangkaian paket yang
tidak boleh dipisahkan. Karena dengan usaha setidaknya kita bisa
memprediksikan hasil kinerja kita, dan dengan doa, serta sabar, kita
serahkan hasil usaha kita kepada Sang Pembuat Keputusan. Karena tanpa
izin-Nya kita tidak akan bisa melakukan usaha-usaha kita yang telah kita
rancang. Akhir kata semoga tulisan kali ini bisa menemani malam pembaca
untuk mendapatkan mimpi yang indah dan dapat mempersiapkan usaha-usaha /
planing untuk menjadi pribadi yang terbaik dalam bidangnya.
Terimakasih. :P
Tulisan ini dipersembahkan dalam rangka Penulisan Artikel Dwi Mingguan Komunitas Blogger UNJ.
Tulisan ini dipersembahkan dalam rangka Penulisan Artikel Dwi Mingguan Komunitas Blogger UNJ.
Sumber :
http://bangcahyo.wordpress.com/2013/06/03/salah-memahami-paribasan-alon-alon-waton-kelakon/
akinini.com
https://belitong.files.wordpress.com
Bang Darma, itu sehigga typo. Harusnya kan sehingga. Hehee.
BalasHapus